Siapa Pendiri IPNU: KH Mustahal Achmad atau H Musthafa?

Sirekan – Tulisan ini mencoba memberikan refleksi sederhana terkait kesalahan penulisan nama KH Mustahal Achmad Masjhud, salah seorang pendiri IPNU yang berasal dari Solo. Hal itu berawal dari tulisan Najmuddin dalam NU Online berjudul KH Mustahal Ahmad, Perintis Tiga Banom NU (2015) dan Mengenal Mustahal Achmad, Tokoh Pendiri IPNU (2020), yang mengungkap kekeliruan masif nama H. Musthafa (Solo) dikutip dalam berbagai artikel dan buku biografi KH Moh. Tolchah Mansoer: Biografi Profesor NU Yang Terlupakan.

Penulis menelusuri bahwa latar belakang kekeliruan tersebut berakar dari sumber dokumen sejarah yang menulis nama H. Musthafa dalam Konferensi Besar (Kombes) I Lembaga Pendidikan Maarif NU, hingga di kemudian hari dijadikan acuan sejumlah nama pendiri IPNU. Kita dapat membaca buku yang terbit tahun 2009 itu, penulis mencantumkan dalam catatan kaki:

“Tidak diketahui sebabnya, pada perhelatan ini, Tolchah Mansoer tidak turut serta. Sehingga, dalam dokumen dan catatan sejarah, pendiri IPNU yang disebut hanya M. Shufyan Cholil, H. Musthafa, dan Abdul Ghony Farida” (Rusydie, 2009).

Baru kemudian, pada halaman 56 buku biografi tersebut, nama A. Mustahal disebut sebagai salah seorang yang terlibat dalam perumusan gagasan pendirian organisasi pelajar NU yang mampu bersaing dengan PII. Dirinya disebut bertemu dengan Ismail Makky, Sofyan Cholil, dan Abdul Ghoni Farida. Kedua nama terakhir disebut di awal merupakan pendiri IPNU.

“… Gagasan ini baru menemukan momentumnya setelah mereka bertemu dan berkumpul dengan Sofyan Kholil, Abdul Ghani Faridha, dan A. Mustahal.” (Rusydie, 2009: 56).

Hal ini diperkuat dengan bukti persinggungan nama Mustahal yang berasal dari Surakarta dengan IPNU dan IPPNU ketimbang nama H. Musthafa. Mustahal sendiri menurut keterangan Mahfudhoh adalah tokoh yang berperan penting sebagai suksesor gerakan pendirian IPPNU. Sosoknya sering kali memberikan dorongan kepada para pelajar putri NU untuk secara mandiri mendirikan organisasi.

Selain itu, fakta lain yang memberikan argumentasi penting atas nama Mustahal Ahmad adalah keterlibatannya dalam kepengurusan pertama IPNU (1954-1959) sebagai pengurus Bagian Pendidikan.

“… Tolchah Mansoer dibantu oleh kepengurusan sebagai berikut: Musa Abdillah (Ketua I), M. Syufyan Cholil (Ketua II), Md. Asrof Wibisono T N (Sekretaris Umum), Ahmad Al-Fatih (Sekretaris I), Moh. Zamroni (Sekretaris II), Abdullah Azmi dan Slamet Effendi (Bag. Keuangan), A. Djari, Mulyono, Mustahal A.M (Bag. Pendidikan), ….” (Rusydie, 2009: 62).

Dalam tulisan Najmuddin, selain tergabung dalam kepengurusan PP IPNU, Mustahal juga tercatat sebagai Ketua IPNU Surakarta pertama. Pada masanya, Kota Solo berperan sebagai tuan rumah penyelenggaraan Konferensi Panca Daerah (Konferensi Segi Lima) pada tahun 1954, forum konsolidasi pertama setelah organisasi IPNU berdiri.

Meskipun tulisan Najmuddin dua kali mengoreksi kesalahan penulisan tersebut, sejumlah artikel ilmiah, di kalangan akar rumput, sampai ke buku panduan kaderisasi masih saja ditemukan nama H. Musthafa (Solo) sebagai pendiri IPNU, bukan Mustahal A. M. Hal ini menunjukkan reproduksi kekeliruan yang masif disebabkan kurangnya ketelitian dalam penelusuran sumber, lemahnya kontrol dari pengurus IPNU, serta minimnya usaha untuk membentangkan bukti sejarah yang tepat.

Hal ini mengingatkan kembali bahwa kekeliruan penulisan apabila dibiarkan terus-menerus akan menjadi legitimasi kesalahan sejarah karena tenggelamnya acuan yang tepat dan lemahnya usaha merevisi kekeliruan. Apalagi, hal tersebut menyangkut bukti historis pendirian sebuah organisasi besar, yang sekarang mengayomi banyak kader.

Sejumlah usaha telah dilakukan, seperti diselenggarakannya Haul Akbar Sang Pendiri Ikatan (2024) oleh PC IPNU IPPNU Surakarta. Acara haul KH Mustahal Ahmad sudah selayaknya diapresiasi sebagai gerakan pelurusan historis.

Penulis: Fahri Reza Muhammad

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content