Sleman, SiRekan
Bagi kalangan pesantren, ilmu perihal akidah merupakan salah satu pondasi awal yang wajib diajarkan. Ada berbagai referensi turats yang lazim digunakan. Misalnya saja, untuk level dasar, kita mengenal Kitab Aqidatul Awam karya Syekh Marzuki.
Namun, sekalipun juga menggunakan kitab tersebut sebagai bahan ajar, Pondok Pesantren Inayatullah Sleman memiliki metode lain. Pengenalan akidah di pesantren ini juga diajarkan lewat metode wujudan. Wujudan yaitu lantunan bait-bait ‘aqaid khomsin dalam bahasa Arab dan Jawa yang dilagukan secara serempak.
Bait-bait tersebut disusun oleh Syaikhina Muhammad Asnawi bin Umar. Beliau merupakan salah seorang ulama dari tanah Purworejo. Selanjutnya, sanad Wujudan sampai kepada guru kami, Kyai Chamdani Yusuf, selaku pengasuh PP Inayatullah Sleman.
Isi dan kandungan wujudan
Wujudan mencakup kelima puluh sifat yang wajib diimani oleh setiap mukallaf (orang yang telah terbebani hukum syariat). Sebagaimana kita tahu, kelima puluh sifat tersebut terbagi menjadi dua bagian besar.
Bagian pertama sendiri terdiri atas tiga macam sifat, yakni sifat wajib Allah (20 sifat), sifat mustahil Allah (20 sifat), serta sifat jaiz Allah (satu sifat). Selanjutnya, bagian kedua tersusun atas tiga kategori juga, yaitu sifat wajib rasul (empat sifat), sifat mustahil rasul (satu sifat), dan sifat jaiz rasul (kesatuan sifat-sifat manusiawi).
Apabila dijumlah, maka genaplah keseluruhan sifat-sifat tersebut menjadi lima puluh atau yang lazim disebut oleh masyarakat Jawa sebagai ‘aqaid seket. Selain itu, dalam bait lantunan wujudan, terdapat pula klasifikasi perihal sifat ma’aniy, sifat ma’nawiyah, sifat istighna’, serta sifat ‘iftiqar.
Pentingnya belajar akidah
Kehadiran Wujudan sebagai salah sebuah metode pembelajaran akidah sejatinya memerankan role yang cukup vital dalam menapaki jejak-jejak keimanan. Sebagian ulama mengatakan bahwa mempelajari akidah hukumnya wajib ‘ain.
Artinya, setiap individu berkeharusan untuk memahami akidah Islam tanpa bisa mewakilkan. Selain itu, menurut pendapat ini, ketaqlidan—manut-nurut—dalam hal akidah dapat membahayakan keselamatan seseorang di akhirat kelak (Lihat Kifayatul ‘Awam hal. 18).
Melalui metode Wujudan, para santri di PP Inayatullah dikenalkan dengan konsep akidah melalui bahasa lokalnya sendiri. Selain itu, bentuk wujudan yang dilantunkan dapat mempermudah para santri untuk hapal dan kemudian paham dengan bait-bait yang mereka baca bersama-sama.
Tentu, setiap pesantren memiliki kekhasan metode masing-masing dalam proses pengajaran akidah ataupun fan ilmu lain. Akan sangat menarik bila pesantren-pesantren lain berkenan berbagi melalui kanal IPNU.
Ayo, menulis di IPNU!
Kontributor: M. Khoirul Imamil M
Editor: Aji Santoso
Foto: Dok. PP Inayatullah Sleman