Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Nabi Muhammad Saw berlomba-lomba meningkatkan ibadah dan memperbaiki diri. Mengingat bahwasanya tujuan utama dari Ramadan adalah Tazkiyatun Nafs, yaitu penyucian jiwa agar menjadi lebih bersih, lebih dekat kepada Allah, dan lebih terjaga dari dosa.
Tazkiyatun Nafs: Makna dan Urgensinya
Secara bahasa, Tazkiyatun Nafs berasal dari kata tazkiyah yang berarti penyucian, dan nafs yang berarti jiwa. Dalam Islam, Tazkiyatun Nafs mengacu pada proses pembersihan diri dari sifat-sifat buruk seperti sombong, iri, dengki, dan kemalasan dalam beribadah. Allah Swt berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا
Artinya, “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya.” (QS. Asy-Syams: 9)
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk melakukan Tazkiyatun Nafs. Karena pada bulan ini, Allah membuka pintu ampunan selebar-lebarnya, setan dibelenggu, dan nafsu dikendalikan melalui ibadah puasa.
Puasa sebagai Sarana Tazkiyatun Nafs
Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengajarkan kita untuk menahan amarah, mengendalikan hawa nafsu, dan menjauhi perbuatan sia-sia. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَ العَمَلَ بِهِ وَ الجَهْلِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِي أَن يَدَعَ طَعامَه وشرابَه
Artinya, “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh dari rasa laparnya dan hausnya.” (HR. Bukhari)
Dari hadits ini, kita bisa memahami bahwa hakikat puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang bisa mengotori hati dan jiwa.
Amalan-Amalan untuk Menyucikan Jiwa di Bulan Ramadan
Supaya Ramadan pada 1446 H ini menjadi momentum Tazkiyatun Nafs, ada beberapa amalan yang dapat dilakukan:
1. Memperbanyak Tilawah Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang paling utama, bentuk pendekatan diri (taqarrub) kepada Allah, serta membaca dan menghayatinya di bulan suci ini menjadi amalan yang sangat dianjurkan, dengan pahala yang dilipatgandakan.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya:
تلاوة القرآن العظيم من أفضل العبادات وأعظم القربات وأجل الطاعات وفيها أجر عظيم وثواب كريم
Artinya, “Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu ibadah yang paling utama, bentuk taqarrub yang paling agung, dan ketaatan terbesar. Di dalamnya terdapat pahala yang besar dan ganjaran yang mulia.” (Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya).
2. Memperbanyak Dzikir
Mengingat Allah melalui dzikir dan memohon ampunan melalui istighfar akan membuat hati lebih tenang dan bersih dari dosa-dosa yang telah lalu. Allah Swt berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
Artinya, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.” (QS. Ar-Ra’d Ayat 28)
3. Menjaga Lisan dan Perbuatan
Salah satu cara terbaik untuk menyucikan jiwa adalah dengan menjaga lisan dari perkataan sia-sia, ghibah, dan dusta. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Artinya, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari & Muslim)
Dampak Tazkiyatun Nafs dalam Kehidupan
Jika dilakukan dengan istiqamah, Tazkiyatun Nafs di bulan Ramadan akan membawa dampak luar biasa dalam kehidupan:
• Membentuk pribadi yang lebih sabar dan tenang.
• Menjadikan hati lebih lembut dan mudah menerima kebaikan.
• Meningkatkan ketakwaan dan kecintaan kepada Allah Swt.
Penutup
Ramadan adalah waktu terbaik untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Jangan biarkan bulan penuh berkah ini berlalu begitu saja tanpa membawa perubahan dalam hidup kita. Mari jadikan Ramadan sebagai momentum Tazkiyatun Nafs agar kita dapat meraih kesucian diri dan mendapatkan ridha Allah Swt.
Penulis: Rihan Aprianto, Wakil Ketua 4 Bidang Dakwah PC IPNU Kabupaten Nganjuk
Editor: Achmad Subakti