Yasinan dan Diskusi: Sekretariatan sebagai Laboratorium Intelektual Kader IPNU-IPPNU Lombok Barat

Sekretariatan dalam tubuh Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) bukanlah sekadar ruang menyimpan berkas atau menyusun agenda. Ia adalah jantung kaderisasi, tempat semangat juang dirawat, pemikiran ditempa, dan karakter kader dibentuk. Di ruang itulah proses-proses penting lahir, yang pada akhirnya menentukan arah gerakan dan kualitas kader organisasi.

Melalui kegiatan Yasinan dan Diskusi Rutin, kita tidak hanya memakmurkan sekretariatan secara fisik, tapi juga menghidupkannya secara spiritual dan intelektual. Yasinan adalah ikhtiar batin kader untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT sebagai fondasi utama perjuangan. Organisasi yang kokoh tidak hanya dibangun lewat strategi dan struktur, tapi juga oleh kekuatan spiritual yang menyala. Tanpa itu, gerakan akan kehilangan ruh dan arah.

Sementara itu, forum diskusi menjadi ajang latihan berpikir kritis, menganalisis persoalan, dan menyampaikan gagasan dengan berani. Di ruang diskusi, kader belajar menyusun argumen, merespons pandangan lain secara dewasa, dan memosisikan diri sebagai insan pelajar sejati. Dalam konteks ini, sekretariatan menjelma menjadi laboratorium intelektual, tempat eksperimen pemikiran dilangsungkan secara sehat dan terbuka.

Sebagai Ketua Demisioner PW IPNU NTB, saya menegaskan bahwa kemajuan organisasi tidak ditentukan oleh seberapa besar nama atau banyak jumlah anggotanya, melainkan oleh kualitas kader yang dihasilkan. Dan kualitas itu lahir dari ruang-ruang kecil seperti sekretariatan, yang dihidupkan dengan kegiatan bernilai akhlak dan intelektual.

Kita tidak butuh kader yang hanya muncul saat pelantikan, lalu menghilang. Kita butuh kader yang tumbuh bersama organisasi: yang rela tinggal di sekretariat, belajar bersama, menyusun laporan, berdiskusi hingga larut malam, lalu bangun pagi untuk membaca dan menyusun program kerja. Sekretariatan adalah rumah kaderisasi. Rumah ini mesti dihidupkan dengan ruh perjuangan, semangat belajar, dan tradisi intelektual yang berkesinambungan.

Diskusi-diskusi yang dilakukan pun harus diarahkan untuk memperkuat wawasan kader terhadap isu-isu aktual. Mulai dari kebangsaan, pendidikan, sosial-keagamaan, hingga tantangan pemuda di era digital. Kader IPNU-IPPNU Lombok Barat harus memiliki daya pikir yang relevan dan solutif. Mereka adalah calon pemimpin masa depan.

Saya mengajak seluruh kader IPNU-IPPNU untuk tidak memandang sekretariatan sebagai tempat sunyi dan membosankan. Justru di situlah dinamika kaderisasi sejati terjadi. Di sana kita jatuh cinta pada proses; belajar tentang disiplin, loyalitas, dan berpikir besar dalam ruang yang sederhana.

Mari kita jaga dan rawat sekretariatan sebagai laboratorium kaderisasi intelektual sebagai tempat melahirkan generasi muda Nahdlatul Ulama yang unggul secara moral, cerdas secara intelektual, dan kuat secara spiritual.

Penulis: Samsul Hadi, Ketua Demisioner PW IPNU NTB
Editor: Achmad Subakti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content