Ketua IPNU Kebumen Ajak Sekolah Kembali ke Esensi Perpisahan yang Mendidik

Kebumen, SiRekan
Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kabupaten Kebumen, Khoirul Huda, menyoroti masih maraknya penyelenggaraan prosesi wisuda oleh sekolah-sekolah di tingkat pendidikan dasar dan menengah di wilayahnya. Ia menyayangkan penggunaan atribut akademik seperti toga dan medali yang dianggap tidak tepat dan berpotensi membebani wali murid secara finansial.

Dalam keterangannya pada Selasa (3/6/2025), Huda menegaskan bahwa istilah “wisuda” sejatinya merupakan seremoni kelulusan yang secara historis dan substansial hanya berlaku di jenjang pendidikan tinggi. Penggunaan istilah dan atribut yang sama di tingkat TK hingga SMA dinilai mengaburkan makna dan menciptakan standar baru yang tidak sesuai konteks.

“Saya tidak menentang adanya perpisahan antara siswa dan sekolah, itu bagian dari tradisi yang baik. Namun, bahasa dan tata caranya perlu dikaji ulang. Atribut wisuda seperti toga, topi, dan medali sebaiknya tidak digunakan,” ujar Huda.

Menurutnya, kegiatan perpisahan sebaiknya dikemas secara sederhana dan bermakna tanpa menimbulkan beban tambahan bagi orang tua murid. Ia menyarankan agar pihak sekolah lebih kreatif dalam merancang acara yang tetap berkesan namun tetap ramah secara ekonomi.

“Kalau ada orang tua murid yang keberatan, ya harus diringankan. Caranya dengan menggelar acara sederhana namun tetap memiliki nilai kebersamaan dan syukur,” tambahnya.

Pernyataan Huda sejalan dengan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 14 Tahun 2023. Dalam surat tersebut, ditegaskan bahwa kegiatan wisuda pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah tidak bersifat wajib serta tidak boleh menjadi beban biaya bagi orang tua atau wali peserta didik.

Huda pun berharap agar masyarakat dan lembaga pendidikan di Kebumen dan sekitarnya dapat memahami makna hakiki dari perpisahan sekolah, tanpa harus meniru prosesi formal wisuda ala perguruan tinggi.

“Kita harus menjaga kemaslahatan umat, termasuk menjaga kehormatan prosesi wisuda agar tidak kehilangan maknanya, terutama bagi mahasiswa yang menempuh jenjang pendidikan tinggi dengan susah payah,” pungkasnya.

Kontributor: Khoirul Huda

Editor: Ikbar Zakariya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content