Malang, SiRekan
Bagi kader muda Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Poncokusumo, badai bukan sekadar cuaca ekstrem. Ia melambangkan fase pencarian jati diri, pertarungan batin dalam memilih bertahan atau meninggalkan perjuangan. Fase itulah yang coba diurai dalam Latihan Kader Muda (Lakmud) yang digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Poncokusumo, Kabupaten Malang, selama tiga hari, Sabtu (10/5/2025) hingga Senin (12/5/2025).
Dengan tema Beyond the Rumble, Lakmud ini dirancang bukan sebagai pelatihan biasa. Kegiatan ini menjadi ajang pembaruan perspektif bagi 30 peserta—20 dari internal dan 10 dari eksternal—untuk memahami bagaimana organisasi pelajar Nahdlatul Ulama berjalan secara ideal dan berkelanjutan.
“Tema ini kami pilih karena banyak kader yang masih terjebak dalam pola lama. Melalui Lakmud ini, kami ingin mereka bisa melewati badai tersebut dan bangkit sebagai penggerak organisasi yang lebih matang,” ungkap Moh. Ihsan Ifandi, Ketua PAC IPNU Poncokusumo.
Tak seperti pelatihan pada umumnya, para pemateri yang dihadirkan dipilih bukan semata karena jabatan struktural, melainkan karena pengalaman mereka dalam pergerakan. Materi yang diberikan menyentuh sisi praktis organisasi: kepemimpinan, manajemen program, hingga tantangan ideologis yang kini dihadapi para pelajar.
Lakmud ini menghasilkan dua luaran penting. Pertama, terbentuknya wadah kaderisasi lanjutan melalui program RTL (Rencana Tindak Lanjut) yang disertai pendampingan intensif bagi alumni. Kader-kader ini akan menjadi motor penggerak penataan sistem kaderisasi di Poncokusumo.
“Output-nya tidak berhenti di pelatihan saja. Kami akan dampingi mereka, bahkan setelah acara ini selesai,” lanjut Ihsan.
Kedua, semangat kolaborasi tampak dari keterlibatan pemateri lintas latar belakang. Tidak terbatas dari lingkungan NU, selama mereka mampu memberi perspektif segar dan konstruktif bagi peserta.
Peserta eksternal pun dibekali pemahaman dasar tentang pembinaan kader dan adaptasi karakter organisasi, sebagai bentuk inklusivitas yang tetap menjaga nilai-nilai ideologis.
Dengan semangat melewati badai, para peserta diharapkan pulang tidak hanya membawa sertifikat, tetapi juga tekad baru untuk memperbaiki arah gerak organisasi. Dari Poncokusumo, semangat kaderisasi tak sekadar bertahan—ia tumbuh, berakar, dan terus menemukan bentuk paling relevan di tengah zaman.
Pewarta: Ikbar Zakariya
Editor: Achmad Subakti