Wonosobo, SiRekan
Perubahan dalam sebuah organisasi bukan sekadar rutinitas struktural. Ia adalah momentum untuk memperbarui semangat, menguatkan arah gerak, dan membangun kepercayaan kader dari akar hingga pucuk. Itulah yang kini coba diwujudkan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PC IPNU IPPNU) Wonosobo.
Lewat Konferensi Cabang (KONFERCAB) yang sukses digelar pada 22–23 Februari 2025, kepemimpinan berpindah tangan kepada dua sosok muda, Rekan Nur Arifin dan Rekanita Hindun Choirunnisa. Tak menunggu lama, hanya dalam dua pekan setelah terpilih, keduanya langsung menggagas program turun ke bawah(turba) bertajuk PC SAMBANG (Silaturahmi Anak Cabang). Gerakan ini menjawab suara-suara dari bawah yang selama ini merasa jauh dari sentuhan pengurus cabang.
Langkah progresif ini terbukti efektif. Sambang menyentuh seluruh PAC se-Wonosobo, menjalin kembali ikatan emosional antara kader akar rumput dengan pengurus cabang. Tak hanya itu, respon yang mengalir pun positif—menunjukkan bahwa gerakan ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk nyata dari kepemimpinan yang inklusif dan mendengar.
Tak berhenti di situ, pada 3–4 Mei 2025, PC IPNU IPPNU Wonosobo kembali menunjukkan komitmen serius melalui agenda lanjutan: Upgrading, Rapat Kerja, Makrab, dan Outbound untuk seluruh jajaran pengurus. Agenda ini menjadi ruang pembekalan visi, perumusan arah kerja, penguatan soliditas internal untuk menata ulang sistem organisasi, serta memperkuat pondasi kerja kolektif. Membuktikan bahwa PC IPNU IPPNU Wonosobo tidak sekedar bergerak cepat, tapi juga terukur.
Namun, perjalanan organisasi tidak berhenti di sini. Puncak dari legitimasi struktural akan diraih dalam agenda penting berikutnya: Pelantikan resmi PC IPNU IPPNU Wonosobo yang direncanakan berlangsung pada Juni 2025. Inilah titik tolak baru bagi pengurus untuk memasuki fase kerja yang lebih konkret, terstruktur, dan menyentuh masyarakat pelajar secara luas.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa pelantikan bukanlah akhir dari langkah awal, melainkan gerbang menuju tantangan yang lebih nyata. Justru setelah pelantikanlah, komitmen pengurus akan diuji. Apakah program yang telah dibicarakan dalam rapat kerja akan benar-benar dilaksanakan? Apakah komunikasi yang selama ini dibangun bisa dijaga secara berkelanjutan? Atau akan berhenti sebagai semangat awal yang perlahan memudar?
Kritik konstruktif perlu diajukan sejak dini. Rangkaian kegiatan awal memang mengesankan, namun keberhasilan sejati tidak diukur dari gebrakan sesaat. Dibutuhkan kesinambungan, konsistensi, serta evaluasi berkala agar program kerja benar-benar memberi dampak. Agenda pelantikan sebaiknya bukan hanya seremonial, tetapi juga diiringi dengan peluncuran langkah-langkah operasional yang terarah dan realistis.
Lebih jauh, penting bagi PC IPNU IPPNU Wonosobo untuk tidak terjebak pada kegiatan yang hanya ramai di media sosial namun minim kebermanfaatan jangka panjang. Fokus kerja harus menyasar pada penguatan kaderisasi , literasi pelajar, advokasi kepentingan pelajar, dan kolaborasi strategis dengan lembaga pendidikan serta masyarakat luas.
Jika setelah pelantikan nanti semangat ini terus dijaga, dan kritik dijadikan bahan refleksi bukan beban, maka PC IPNU IPPNU Wonosobo akan benar-benar menjadi organisasi pelajar yang tak hanya hidup, tetapi juga menghidupkan.
Karena sejatinya, organisasi yang visioner bukan hanya tentang langkah awal yang cepat, tetapi tentang ketahanan dalam menempuh jarak panjang, dengan arah yang jelas, dan tujuan yang berpihak pada kader dan umat.
Kontributor : Alhanuna Najmal Abidah
Editor : Aji Santoso