Sejahterakan Guru, Jangan Rendahkan dengan Ucapan!

Pernyataan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang menyebut guru sebaiknya melepas mandat jika hanya mengejar uang, lalu disarankan beralih profesi menjadi pedagang, jelas menuai kritik dari para pendidik. Ucapan tersebut terkesan meremehkan jerih payah para guru yang selama ini berjuang di tengah keterbatasan.

Guru adalah pilar bangsa, pengabdiannya tak ternilai. Namun, tidak adil apabila negara hanya menuntut pengabdian tanpa memberikan jaminan kesejahteraan. Bukankah guru juga manusia yang membutuhkan penghasilan layak untuk keluarganya? Menyuruh guru menjadi pedagang hanya menunjukkan lemahnya keseriusan pemerintah, khususnya Menteri Agama, dalam memperjuangkan nasib tenaga pendidik.

Seharusnya, Menteri Agama mendorong peningkatan gaji, tunjangan, dan kepastian kerja bagi guru, bukan justru melempar wacana yang berpotensi melukai hati mereka. Pengabdian tidak boleh dijadikan alasan untuk mengabaikan hak dasar seorang guru untuk hidup sejahtera.

Dalam hal ini, saya, Andre Saputra, menilai pernyataan Menag tidak berpihak pada perjuangan guru. Negara seharusnya memberikan apresiasi nyata berupa peningkatan kesejahteraan, bukan melempar kalimat yang bisa melemahkan semangat para pendidik.

Kami menolak pernyataan Menag yang merendahkan profesi guru. Jangan suruh guru jadi pedagang, tapi sejahterakan mereka agar bisa mendidik dengan penuh dedikasi.

Kami, PP IPNU dan Pelajar Peduli Pendidikan, dengan ini menyampaikan sikap tegas menolak pernyataan Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar.

Pernyataan tersebut kami nilai sebagai bentuk pengabaian terhadap jerih payah para guru yang selama ini berjuang dalam kondisi penuh keterbatasan. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembentuk karakter dan akhlak generasi bangsa. Menyuruh mereka meninggalkan profesi hanya karena menuntut kesejahteraan adalah sikap yang tidak pantas keluar dari seorang pejabat negara.

Kami bersumpah dan menegaskan:

  1. Guru berhak hidup layak. Negara wajib hadir memenuhi hak kesejahteraan guru, bukan sekadar menuntut pengabdian tanpa solusi konkret.
  2. Pengabdian butuh dukungan. Dedikasi guru akan lebih bermakna jika dibarengi dengan penghargaan dan kesejahteraan yang memadai.
  3. Pernyataan Menag melukai hati para pendidik. Kami mendesak Menteri Agama untuk menarik kembali ucapannya serta meminta maaf kepada seluruh guru di Indonesia.
  4. Reformasi kebijakan pendidikan. Pemerintah harus segera menyusun langkah nyata untuk meningkatkan gaji, tunjangan, dan jaminan masa depan guru.

Kami berdiri bersama para guru. Jangan pernah rendahkan mereka dengan ucapan. Sejahterakan guru, maka bangsa akan kuat.

Penulis: Andre Saputra, Wakil Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
Editor: Achmad Subakti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content