Bandung Barat, SiRekan
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Cililin kembali melanjutkan proses kaderisasi melalui kegiatan Rencana Tindak Lanjut (RTL) pasca Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Falah, Cililin, Kabupaten Bandung Barat. (Cililin, 5 Oktober 2025)
Kegiatan ini diikuti oleh santri dan pelajar di lingkungan Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Nurul Falah dengan suasana yang berjalan khidmat, tertib, dan penuh antusiasme.
RTL ini merupakan tindak lanjut dari MAKESTA yang sebelumnya telah dilaksanakan pada 13–14 September 2025. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat pemahaman peserta terhadap materi-materi dasar ke-NU-an dan ke-IPNU-IPPNU-an yang telah disampaikan sebelumnya, serta memastikan nilai-nilai organisasi dapat diimplementasikan dalam kehidupan nyata di sekolah, pesantren, dan masyarakat.
Ketua PAC IPNU Cililin, Ibnu Hafiz, dalam sambutannya menyampaikan pesan reflektif kepada seluruh peserta agar terus bergerak dan berproses di organisasi. Ia mengutip mahfudzat yang berbunyi “تَحَرَّكْ! فَإِنَّ فِى الْحَرَكَةِ بَرَكَةً” yang berarti “Bergeraklah! Sesungguhnya dalam gerakan terdapat keberkahan.”
“Gerak langkah rekan dan rekanita dari rumah menuju tempat ini bukan sekadar perjalanan, melainkan bukti kesetiaan dan bentuk pengabdian. Dalam setiap langkah terdapat keberkahan,” ungkap Ibnu.
Lebih lanjut, Ibnu Hafiz menjelaskan filosofi di balik busana hitam yang dikenakan oleh peserta. Menurutnya, warna hitam menjadi simbol keterbukaan dan persatuan.
“Kenapa hitam? Karena hitam dapat merangkul semua warna. Sebagai pelajar NU, kita harus menanamkan nilai tawassuth atau sikap tengah yang menghargai perbedaan dan menjaga keseimbangan,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, peserta menampilkan hasil pemahaman materi dengan cara yang kreatif dan komunikatif. Mereka mempresentasikan ulang materi ke-NU-an, ke-IPNU-IPPNU-an, serta analisis gender menggunakan berbagai media, mulai dari presentasi digital hingga media karton yang didesain dengan metode mind mapping.
Setiap kelompok saling berinteraksi dalam sesi tanya jawab, menunjukkan semangat belajar dan daya kritis yang tinggi. Pengurus PAC turut melengkapi setiap sesi dengan penjelasan tambahan berbasis sumber ilmiah dan data kongkret.
Menurut panitia pelaksana, RTL ini juga menjadi sarana untuk memperdalam pemahaman peserta terhadap nilai-nilai keorganisasian dan sekaligus melatih kemampuan berbicara di depan umum.
“Melalui RTL, peserta tidak hanya diuji pengetahuannya, tetapi juga dilatih keberanian, kepercayaan diri, dan kemampuan menyampaikan ide di ruang publik,” ujar salah satu panitia.
Kegiatan berjalan lancar hingga akhir dan ditutup dengan sesi evaluasi bersama. Para peserta menyampaikan kesan bahwa RTL memberikan pengalaman baru yang mempererat kebersamaan serta memperkuat rasa memiliki terhadap organisasi.
“Harapannya, melalui kegiatan ini peserta semakin memahami peran dan tanggung jawabnya sebagai kader pelajar NU yang siap belajar, berjuang, dan bertaqwa,” tutup panitia.
Dengan terlaksananya RTL ini, PAC IPNU-IPPNU Cililin menegaskan komitmennya dalam membangun kader muda yang tidak hanya berpengetahuan luas, tetapi juga memiliki karakter, integritas, dan kesetiaan terhadap nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
Kontributor: Rekanita Nasya Sifa Nurfalah
Editor: Rekan Aji Santoso
Foto: PAC IPNU-IPPNU Cililin