Brebes, SiRekan
Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PAC IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PAC IPPNU) Kecamatan Sirampog mengadakan layanan dukungan psikososial melalui pagelaran wayang bagi anak-anak terdampak bencana tanah bergerak di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Selasa (29/4/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan di posko pengungsian yang berlokasi di Aula Gunuh Poh, sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi psikologis anak-anak pascabencana. Pagelaran wayang dipandu oleh Dalang Rekan Muhammad Nur Mubarok dari Pimpinan Komisariat IPNU Al Hikmah 2 dan diiringi hadroh dari Al Hikmah 2.
Ketua PAC IPPNU Sirampog, Rekanita Nisa, mengatakan bahwa bencana tanah bergerak telah memberikan dampak signifikan, baik secara ekonomi maupun psikologis. Berdasarkan data BPBD Kabupaten Brebes, sebanyak 32 rumah rusak di Dukuh Krajan, 4 rumah di Dukuh Karang Anyar, 59 rumah rusak berat di Dukuh Babakan, dan 29 rumah di Dukuh Cupang Bungur. Selain itu, terdapat tiga tempat ibadah rusak dan sekitar 75 hektare lahan persawahan terdampak.

“Dalam keadaan seperti ini, kami memahami bahwa dukungan sekecil apa pun sangat berarti untuk menambah semangat dan optimisme masyarakat, terutama anak-anak,” ujarnya.
Rekanita Nisa menambahkan, kegiatan ini merupakan hasil kerja sama dengan Kak Rozak, pemerhati anak Kabupaten Brebes, serta sejumlah organisasi masyarakat lainnya. Tujuannya adalah menghadirkan hiburan edukatif yang juga memperkenalkan warisan budaya melalui media wayang.
Ketua PAC IPNU Sirampog, Rekan Zidan Afandi, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membantu anak-anak mengalihkan perhatian dari situasi bencana dan mengurangi stres yang mereka alami.
“Kami ingin memberikan ruang aman bagi anak-anak. Tidak hanya bantuan fisik, aspek psikologis juga penting untuk dipulihkan,” tegasnya.
Pagelaran wayang berlangsung meriah dan mendapat antusiasme tinggi dari anak-anak pengungsi. Cerita-cerita yang disampaikan dalang dibumbui dengan lelucon yang ringan dan pesan-pesan moral, sehingga mampu menciptakan suasana hangat di tengah kondisi darurat.
Kontributor: Vina Febriyanti
Editor: Ikbar Zakariya