Agustus Kali Ini Berubah Duka

Bulan Agustus yang biasanya penuh semarak kemerdekaan, kali ini berubah duka mendalam bagi bangsa. Sebuah insiden tragis terjadi dalam aksi demonstrasi para pekerja ojek online (ojol) di Ibukota. Seorang anggota kepolisian dari satuan Brimob diduga melindas salah satu peserta aksi dengan kendaraan taktis saat massa sedang menyuarakan tuntutan mereka.

Suasana yang awalnya diwarnai teriakan tuntutan dan semangat perjuangan, berubah menjadi kepanikan. Malam itu, sebuah kendaraan taktis kepolisian itu menabrak seorang peserta aksi berjaket hijau. Insiden tersebut sontak mengundang gelombang kemarahan dan kesedihan dari rekan-rekan sesama ojol yang hadir.

Beberapa saksi mata menuturkan bahwa korban berada di tengah barisan massa ketika kendaraan aparat melaju tak terkendali. “Kami datang untuk menyampaikan aspirasi, bukan untuk dikorbankan,” ujar salah satu peserta demo dengan suara bergetar.

Video amatir yang beredar di media sosial semakin memperkuat kekecewaan publik. Ribuan warganet mengecam tindakan aparat dan menuntut keadilan bagi korban. Tagar #DukaAgustus dan #KeadilanUntukOjol pun menduduki trending topic, menjadi simbol solidaritas dan kemarahan rakyat.

Insiden ini menjadi sorotan nasional. Banyak pihak mendesak agar ada investigasi independen, pertanggungjawaban aparat, serta langkah nyata negara untuk hadir melindungi rakyatnya.

Kita sebagai pelajar menyampaikan duka mendalam atas insiden tragis yang menimpa saudara kita. Pekerja ojol, korban tindakan arogan aparat. Agustus yang seharusnya menjadi bulan persatuan dan kemerdekaan, justru diwarnai dengan luka yang mencederai hati bangsa.

Kita tidak boleh membiarkan kejadian ini terulang. Negara harus hadir, bukan untuk melukai, tetapi melindungi. Demi keadilan sosial, saya berdiri bersama rakyat, khususnya para pekerja ojol, untuk menuntut keadilan yang nyata.

Agustus juga saksi ketika rakyat Indonesia merayakan kebebasan yang diperjuangkan dengan darah dan air mata. Namun, tahun ini kita disuguhi pemandangan yang justru merobek hati: seorang pekerja, pejuang ekonomi rakyat, kehilangan nyawa dalam perjuangan menuntut keadilan. Saya menyampaikan duka mendalam kepada keluarga korban dan seluruh komunitas pekerja ojol di tanah air.

Ekonomi bangsa ini berdiri kokoh atas kerja keras rakyat kecil. Para ojol itu adalah salah satunya. Mereka adalah tulang punggung transportasi rakyat, bukan musuh negara. Oleh karenanya, negara wajib hadir melindungi, bukan malah melukai. Saya menyerukan agar tragedi ini tidak berlalu begitu saja. Keadilan harus ditegakkan, dan suara rakyat harus didengar. Kita tidak boleh membiarkan Agustus, bulan penuh makna kemerdekaan, ternodai oleh ketidakadilan.

Penulis: Ade Shohibbul Khafidz, Pengurus PP IPNU

Editor: Fahri Reza M.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *