Meneladani KH Hasyim Asy’ari, IPNU Jombang Ajarkan Adab Murid di Diklat Pendidikan

Jombang, SiRekan

Fenomena menurunnya penghormatan siswa terhadap guru menjadi perhatian serius di kalangan pendidik dan organisasi kepemudaan. Menyikapi hal tersebut, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jombang bekerja sama dengan Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete) menggelar diklat pendidikan karakter berbasis pesantren pada Minggu (23/3/2025).

Bertempat di Gedung PCNU Lama, Jalan Gatot Subroto, Jelakombo, Jombang, kegiatan ini mengusung tema pentingnya pendidikan karakter, terutama dalam hal adab murid terhadap guru. Diklat ini merujuk pada Kitab Adabul Alim wal Muta’alim karya KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, sebagai sumber utama materi pelatihan.

Ketua PC IPNU Jombang, M. Syahrul Munir, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya adab dalam kehidupan pelajar. “Kami berharap setelah mengikuti diklat ini, peserta dapat mengimplementasikan nilai-nilai adab dan karakter pesantren dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Diklat ini diikuti oleh 40 delegasi dari berbagai jenjang kepemimpinan IPNU, seperti Pimpinan Anak Cabang (PAC), Pimpinan Komisariat Pondok Pesantren (PKPP), Pimpinan Komisariat (PK) Perguruan Tinggi, serta Pimpinan Komisariat Sekolah. Para peserta mendapatkan pemahaman mendalam mengenai analisis dan implementasi ajaran dalam kitab tersebut, khususnya pada bab 1-4 yang membahas tata krama murid terhadap guru.

Dalam pemaparan materinya, Ubaidi Hasbillah, Ketua Kajian Pemikiran KH Hasyim Asy’ari & Kebangsaan, menekankan bahwa sistem pengkaderan pesantren dapat diterapkan secara luas, tidak hanya di lingkungan pondok pesantren, tetapi juga dalam organisasi kepelajaran seperti IPNU dan IPPNU.

“Pola hubungan antara kiai dan santri di pesantren bisa menjadi model bagi hubungan antara Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) dan badan otonom (banom) seperti IPNU dan IPPNU. Ini penting untuk membentuk karakter pelajar yang berakhlak,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ubaidi juga menyoroti pentingnya menjaga kesinambungan sistem pengkaderan melalui program seperti Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dan Latihan Kader Muda (Lakmud). Hal ini dinilai sangat relevan untuk mencetak generasi yang memahami ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah secara utuh.

Salah satu peserta diklat, M. Ariya Dwi A., mengaku sangat terinspirasi setelah mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, pemahaman tentang adab terhadap guru merupakan hal mendasar yang sering terlupakan di era modern.

“Saya kini lebih memahami bagaimana cara berinteraksi dengan guru dan menghormati mereka sebagaimana kita menghormati orang tua. Ini menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya,” ungkapnya.

Diklat ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran pelajar akan pentingnya menjaga adab dan etika dalam kehidupan akademik maupun sosial. Dengan menanamkan nilai-nilai dari Kitab Adabul Alim wal Muta’alim, generasi muda diharapkan dapat lebih menghargai ilmu dan para pendidik mereka. (*)

Editor: Ikbar Zakariya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Skip to content