Nusa Tenggara Barat, SiRekan
Sistem pendidikan di Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan besar dengan wacana perubahan Kurikulum Merdeka yang belum sepenuhnya diimplementasikan. Pergantian kebijakan pendidikan yang cepat dan tidak terduga telah menimbulkan pertanyaan besar: jika Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya dijalankan, mengapa harus ada perubahan lagi? Fenomena “ganti menteri, ganti kurikulum” telah menjadi siklus yang merugikan stabilitas pendidikan.
Dalam konteks ini, John Dewey, seorang filsuf pendidikan progresif, memberikan kritik yang relevan. Dewey menekankan bahwa pendidikan adalah proses berkelanjutan yang berfokus pada perkembangan anak didik secara menyeluruh dan partisipatif. Pendidikan bukan hanya persiapan untuk kehidupan masa depan, melainkan bagian dari kehidupan yang berjalan secara alami dan terus-menerus.
Kurikulum Merdeka menawarkan fleksibilitas dan kemandirian bagi sekolah dan guru dalam menentukan metode pengajaran. Namun, implementasinya masih jauh dari tuntas dan banyak sekolah yang belum siap dengan perubahan tersebut. Mengubah kurikulum tanpa evaluasi mendalam dan tanpa keterlibatan aktif dari para guru, siswa, dan masyarakat adalah langkah mundur.
Dewey juga menekankan bahwa pendidikan yang baik bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam, bukan hanya mengajarkan siswa untuk menghafal informasi. Perubahan kurikulum yang terlalu sering akan mengganggu kestabilan pendidikan dan mengorbankan masa depan siswa.
Kita membutuhkan stabilitas dalam pendidikan, dengan memberikan waktu yang cukup bagi guru dan siswa untuk menjalani dan menyesuaikan diri dengan kurikulum yang ada. Perubahan kurikulum seharusnya dilakukan dengan hati-hati, berdasarkan evaluasi yang matang, dan dengan melibatkan mereka yang berinteraksi langsung dalam proses pendidikan.
Pendidikan bukan sekadar alat untuk mencapai tujuan jangka pendek, melainkan investasi jangka panjang bagi masa depan bangsa. Oleh karena itu, kita harus membangun sistem pendidikan yang stabil, berkelanjutan, dan berpihak pada kebutuhan nyata siswa.
Penulis: M Haidir (Sekertaris PC IPNU Lombok Tengah)
Editor: Ikbar Zakariya