Malang, SiRekan
Forum Ken Arok kembali menjadi wadah konsolidasi strategis bagi para kader muda Nahdlatul Ulama (NU) dalam memperkuat kaderisasi dan memperkokoh basis organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) se-Malang Raya.
Pertemuan Koordinator Kecamatan (Korcam) dan Koordinator Anak Cabang (Korancab) dari setiap pimpinan ini digelar pada Ahad (18/5/2025) di Pendopo Balai Desa Pakis, Kabupaten Malang. Kegiatan tersebut mengusung semangat kebersamaan dan kolaborasi lintas pimpinan.
Pertemuan ini dirancang sebagai tindak lanjut atas dinamika organisasi yang berkembang di masing-masing Pimpinan Anak Cabang (PAC). Dalam sambutannya, Koordinator Korcam Ken Arok, Rekan Firul, menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan ruang strategis untuk bertukar ide, saling mendukung, dan menyelesaikan tantangan bersama.
“Ken Arok adalah ruang untuk tumbuh bersama. Setiap kendala dari enam wilayah kami data dan musyawarahkan bersama demi kemajuan kolektif,” ujar Firul.
Firul menegaskan, pertemuan ini membuktikan bahwa Ken Arok adalah ruang strategis yang menjaga nyala kaderisasi IPNU-IPPNU tetap hidup, menyala, dan berkembang dalam bingkai kebersamaan.
Hal senada disampaikan Koordinator Korancab, Rekanita Alfina. Menurutnya, pendekatan kaderisasi yang digunakan menyentuh ranah formal dan nonformal.
“Forum ini memperkuat komunikasi lintas pimpinan dan mempererat ikatan kekeluargaan. Kami sedang menyusun spreadsheet digital untuk memetakan masalah serta progres program di tiap PAC secara berkala,” jelasnya.
Pengelolaan database keanggotaan, KTA, hingga sertifikat administrasi menjadi bagian dari tanggung jawab forum ini dalam memastikan tertib administrasi organisasi.
Setiap PAC turut menyampaikan perkembangan dan program unggulan masing-masing. PAC Pakis, misalnya, meluncurkan buku tulis bertema komisariat yang didistribusikan ke sekolah-sekolah sebagai media pengenalan IPNU-IPPNU sekaligus upaya menuju kemandirian finansial.
PAC Singosari menegaskan pentingnya distribusi kader potensial ke masyarakat, termasuk dalam pelatihan penyembelihan hewan kurban dan penugasan kader IPNU sebagai imam di pondok pesantren dalam rangka penguatan Pimpinan Komisariat Pondok Pesantren (PKPP).
PAC Lawang membangun kolaborasi aktif dengan para pemangku kebijakan lokal guna mendukung keberlangsungan kegiatan organisasi. Adapun PAC Dau berfokus pada pembentukan komisariat baru sebagai upaya regenerasi berkelanjutan.
Sementara itu, PAC Karangploso (Karlos) mendorong redistribusi alumni Lakmud agar kembali mengabdi di wilayah asal masing-masing, sebagai bentuk kesinambungan kaderisasi.
Forum ini juga menyambut bergabungnya STAINU Malang sebagai bagian dari keluarga besar Ken Arok. Kehadiran kampus tersebut diharapkan menambah warna dan dinamika gerakan ke depan.
Dalam sesi strategis, Wakil Ketua Bidang Komisariat Sekolah IPNU Kabupaten Malang, Rekan Stevan, menyampaikan materi tentang pentingnya komisariat sebagai ujung tombak kaderisasi di sekolah-sekolah. Ia menjelaskan tahapan pra-pembentukan, pembentukan, hingga perawatan komisariat dengan pendekatan yang santai namun berdampak.
“Komisariat tidak boleh hanya sekadar ada, tapi juga harus hidup dan memberi manfaat nyata. Kita masuk lewat manfaat, bukan lewat beban,” tegas Stevan.
Pertemuan ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang membahas isu-isu aktual, seperti legalitas basecamp komisariat, inovasi peluncuran buku tulis oleh PAC Pakis, hingga pengadaan bet logo IPNU-IPPNU CBP-KPP yang diseragamkan di sekolah oleh PAC Singosari. Inovasi dari masing-masing PAC akan dirangkum dan diteruskan kepada Pimpinan Cabang sebagai bahan perumusan program lanjutan.
Pewarta: Ikbar Zakariya
Editor: Achmad Subakti