Jombang, SiRekan
Pimpinan Komisariat (PK) IPNU–IPPNU Universitas KH. A. Wahab Hasbullah (UNWAHA) kembali menyelenggarakan kegiatan Sekolah Anggota Berkelanjutan (SAB) sebagai tindak lanjut dari kaderisasi MAKESTA VIII Season II. Kegiatan ini dilaksanakan pada Ahad, 14 Desember 2025, mulai pukul 07.30 WIB hingga selesai, bertempat di Kantor PR NU Sambong Dukuh.
SAB menjadi ruang pembinaan lanjutan bagi kader IPNU–IPPNU agar proses kaderisasi tidak berhenti pada tahap Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) saja, tetapi terus berlanjut melalui penguatan kapasitas diri, intelektual, serta keorganisasian kader.
Materi pertama disampaikan oleh Rekan Agung Puliono, S.Pd. dengan tema Analisis Diri. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya kader mengenali dan memahami dirinya sendiri sebelum mengambil peran yang lebih luas di organisasi.
“Analisis diri itu penting agar kader mengenal potensi, kekuatan, sekaligus kelemahan yang ada dalam dirinya. Dari situ, kader bisa menentukan arah pengembangan diri dan peran yang paling tepat di organisasi,” ujar Rekan Agung.
Ia menjelaskan bahwa analisis diri mencakup pemahaman terhadap emosi, sikap, dan perilaku, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Rekan Agung juga mengajak peserta melakukan refleksi melalui analisis SWOT pribadi.
“Dengan SWOT pribadi, kader bisa memetakan kekuatan dan peluang yang dimiliki, sekaligus menyadari tantangan dan kelemahan yang harus diperbaiki. Ini penting agar kader siap menerima amanah dan bertanggung jawab atas peran yang dijalani,” tambahnya.
Materi kedua disampaikan oleh Rekan Ilham Arif dengan pembahasan Rekonstruksi Status Mahasiswa dan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam materinya, ia mengajak peserta memaknai kembali identitas mahasiswa secara lebih utuh.
“Mahasiswa tidak boleh memaknai dirinya hanya sebatas status akademik. Mahasiswa adalah agen perubahan yang memiliki tanggung jawab moral terhadap lingkungan dan masyarakat,” tegas Rekan Ilham.
Ia menjelaskan bahwa peran strategis mahasiswa tercermin dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat.
“Tri Dharma bukan sekadar konsep, tetapi harus diimplementasikan secara nyata. Mahasiswa IPNU–IPPNU harus mampu hadir di tengah masyarakat dan memberi solusi atas persoalan yang ada,” jelasnya.
Melalui materi tersebut, peserta diajak menyadari bahwa mahasiswa IPNU–IPPNU memiliki dua peran sekaligus, yaitu sebagai civitas academica dan sebagai iron stock serta agent of change bagi Nahdlatul Ulama dan bangsa.
Dengan terselenggaranya kegiatan SAB ini, PK IPNU–IPPNU UNWAHA berharap kader mampu memperkuat kesadaran diri, memahami peran strategis sebagai mahasiswa dan kader organisasi, serta terus berproses menjadi kader yang berintegritas dan berakhlakul karimah.
“Kami berharap SAB ini menjadi ruang tumbuh bagi kader, agar tidak hanya aktif secara struktural, tetapi juga matang secara intelektual dan sosial,” harap panitia pelaksana.
Kegiatan SAB ini menjadi salah satu ikhtiar PK IPNU–IPPNU UNWAHA dalam mencetak kader yang berkelanjutan, progresif, dan siap berkhidmat untuk agama, bangsa, dan masyarakat.
Kontributor: Mardiana Wulan Sari
Editor: Achmad Subakti
