Sukabumi, SiRekan
Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PW IPNU) Jawa Barat menggelar Latihan Kader Utama (LAKUT) 2025 di Pondok Pesantren Al-Muslim, Kota Sukabumi, Kamis (18/9/2025). Kegiatan yang berlangsung hingga Minggu (21/9/2025) itu mengusung tema “Tatag, Teteg, Tutug Dina Laku” sebagai upaya menyiapkan generasi pelajar NU yang tangguh, berintegritas, dan siap mengabdi.
Ketua PW IPNU Jawa Barat Akbar Abdul Azis mengatakan, LAKUT 2025 bukan sekadar agenda rutin, melainkan momentum strategis untuk memperkuat kapasitas kaderisasi IPNU.
“Sebagai generasi muda, kita memegang amanah besar menyongsong Indonesia Emas 2045. LAKUT menjadi ruang pembentukan karakter, ideologi, dan kepemimpinan agar lahir kader militan, progresif, dan responsif terhadap tantangan zaman,” ujar Akbar dalam sambutan pembukaan.
Pembukaan kegiatan dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Ketua Kaderisasi PP IPNU Iqbal Hamdan Habibi, Wakil Sekretaris PP IPNU Sarip, Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Barat KH Dindin C. Nurdin, Ketua PCNU Kota Sukabumi KH Anas Syaqirullah, serta Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muslim KH Yusuf Mulyadin. Perwakilan pemerintah Kota Sukabumi dan pimpinan badan otonom NU lain juga turut hadir.
Ketua Panitia Pelaksana Asep Rifki Maulana Malik menjelaskan, proses menuju LAKUT 2025 dilakukan melalui tahapan panjang. Persiapan dimulai dari rapat kaderisasi, pembentukan panitia, penyusunan konsep, hingga sosialisasi ke pimpinan cabang se-Jawa Barat pada 10 Agustus.
“Pendaftaran dibuka 11–30 Agustus, dilanjutkan seleksi administrasi dan tahap akhir hingga terpilih 35 peserta terbaik dari 27 kabupaten/kota,” kata Asep.
Menurutnya, seluruh tahapan itu bukan sekadar prosedur teknis, tetapi memastikan peserta benar-benar siap secara mental, intelektual, dan organisatoris.
Asep menambahkan, tema “Tatag, Teteg, Tutug Dina Laku” menjadi pijakan filosofis dalam pengkaderan. Tatag berarti teguh pada prinsip, Teteg kokoh dalam perjuangan, dan Tutug dina laku tuntas dalam pengabdian. “Kami berharap kader yang lahir mampu berpikir kritis, bersikap moderat, dan aktif menjawab tantangan zaman, mulai dari digitalisasi, krisis moral, hingga isu kebangsaan,” ucapnya.
Sebelum memasuki materi inti, peserta mengikuti Stadium General Wawasan Kebangsaan yang disampaikan perwakilan Badan Intelijen Negara (BIN). Setelah itu, mereka mempelajari 12 topik strategis, mulai dari ke-NU-an, ke-Aswajaan, ke-Indonesiaan, peta gerakan Islam di Indonesia, studi ideologi dunia, analisis gerakan sosial, advokasi kebijakan publik, perencanaan strategis, metode pengorganisasian pelajar, demokrasi dan civil society, hingga studi gender.
Dengan 35 peserta terpilih, PW IPNU Jawa Barat berharap kegiatan ini melahirkan kader pelajar NU yang mampu menjaga tradisi keislaman dan keindonesiaan, sekaligus peka terhadap kebutuhan masyarakat. “Kami ingin generasi yang lahir dari LAKUT mampu menjadikan tatag, teteg, tutug dina laku sebagai gaya hidup berorganisasi dan pengabdian publik,” kata Akbar.
Kontributor: Lutfi Maulana Muhamad
Editor: Ikbar Zakariya