Pamekasan, SiRekan
Komitmen membentuk kader militan terus digelorakan oleh Pimpinan Ranting (PR) IPNU-IPPNU Larangan Badung. Melalui kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) bertajuk “Makesta Masaghi”, organisasi pelajar NU ini meneguhkan diri sebagai wadah awal pembentukan karakter pelajar Nahdlatul Ulama yang tangguh secara ideologi dan tradisi.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin–Selasa, 11–12 Juli 2025 ini, diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai sekolah di Kabupaten Pamekasan. Dengan mengusung tema berbahasa lokal “Ngaésto aghi pangabhâkte dâlem até, ngabdhi ta’ rémaré”, yang berarti ‘Mengukuhkan niat dalam hati, demi pengabdian yang tak mengenal henti’, Makesta Masaghi dirancang sebagai ruang awal untuk menempa niat, membentuk sikap, dan menanamkan semangat perjuangan.
Materi-materi yang disajikan tidak hanya mencakup pemahaman dasar organisasi, tetapi juga wawasan ahlusunah wal jamaah, ke-NU-an, serta latihan dasar kepemimpinan. Seluruh rangkaian dikemas secara dinamis agar para peserta siap menjadi kader pelajar NU yang berdaya dan siap terjun ke masyarakat.
Ketua PR IPNU Larangan Badung, Sholihil Umam, menjelaskan bahwa kaderisasi bukan sekadar proses administratif. Bagi mereka, Makesta adalah proses lahirnya pejuang intelektual muda yang berakar pada tradisi dan bergerak untuk perubahan.
“Makesta ini bukan hanya seremonial, tapi menjadi titik awal lahirnya kader yang paham nilai, tangguh secara sikap, dan siap menghidupkan semangat para Mu’assis NU, khususnya di Larangan Badung,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PC IPNU Pamekasan, Ghufron Hadi, turut hadir memberikan motivasi kepada peserta. Ia menegaskan bahwa setiap kader harus menjaga niat awal berkhidmat karena dari sanalah lahir keikhlasan dalam menjalankan peran.
“Kader sejati adalah mereka yang menyimpan niat dalam hati, dan terus melangkah tanpa henti untuk kemaslahatan umat,” tegasnya.
Makesta Masaghi bukan sekadar kegiatan selama dua hari, tetapi investasi jangka panjang dalam mencetak generasi pelajar NU yang militan, berkarakter, dan tidak tercerabut dari akar tradisi. PR IPNU-IPPNU Larangan Badung membuktikan bahwa proses kaderisasi bisa tetap kuat, bahkan di tingkat ranting sekalipun.
Kontributor: Asrafi
Editor: Fahri Reza