Depok, SiRekan
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Sukmajaya resmi meluncurkan program sosial bertajuk Semesta Project. Program ini diinisiasi sebagai wujud kepedulian pelajar NU terhadap masyarakat sekitar yang membutuhkan bantuan nyata.
Melalui Semesta Project, pelajar NU Sukmajaya hadir di tengah masyarakat dengan menyalurkan paket sembako dan bantuan uang tunai kepada penerima manfaat yang telah ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu. Program ini bertujuan memberikan kontribusi positif serta dampak nyata bagi lingkungan sosial di wilayah Sukmajaya.
Pada pembukaan kegiatan yang digelar Sabtu, 12 Juli 2025, anggota DPRD Kota Depok dari Dapil Sukmajaya, Turiman, turut hadir dan menyampaikan apresiasi serta dukungannya kepada para pelajar NU.
“Saya cukup bahagia dan bangga kepada rekan-rekanita IPNU-IPPNU yang telah bekerja keras merancang kegiatan sosial ini. Saya akan terus mendukung selama kegiatan ini benar-benar menyentuh masyarakat yang membutuhkan. Semoga masyarakat umum, baik dari NU maupun lainnya, turut mendukung gerakan positif ini. Saya yakin, jika niat kita baik, tulus, dan ikhlas, Allah SWT akan membalas dengan berlipat ganda,” ujar Turiman.
Senada dengan itu, Ketua MWC-NU Kecamatan Sukmajaya, Ustadz Achmad Fachruddin atau yang akrab disapa Ustadz Ayung, juga menyampaikan pesan dan motivasinya.
“Jadikan pelajar NU Sukmajaya sebagai pelopor bagi pelajar NU di kecamatan lain, khususnya di Kota Depok. Banyak orang yang membutuhkan uluran kebaikan. Mudah-mudahan orang-orang baik di sekitar kita juga ikut peduli. Selamat berjuang. Semoga perbuatan ini menjadi amal ibadah, membawa keberkahan, dan segala hajatnya terkabul,” ungkapnya.
Pada hari yang sama, tim pelajar NU Sukmajaya melakukan kunjungan langsung ke rumah-rumah penerima bantuan. Dua keluarga di Kelurahan Abadijaya menjadi sasaran utama penyaluran tahap awal.

Penerima pertama adalah Ibu Neneng, warga RT 05 RW 01, yang membesarkan tiga anak seorang diri setelah ditinggal wafat suaminya. Anak pertamanya menderita cedera otak sejak lahir dan kini hanya bisa terbaring, sepenuhnya dirawat oleh Ibu Neneng. Anak keduanya masih bersekolah di sekolah umum, sementara anak ketiganya baru saja masuk pondok pesantren. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Ibu Neneng bekerja sendiri sembari terus merawat anak sulungnya.
Penerima kedua adalah Nenek Sumiati, warga RT 08 RW 01, yang hidup bersama suaminya, Kakek Rafael, dan delapan cucu. Kedua orang tua dari cucu-cucu tersebut tidak hadir dalam pengasuhan—sang ayah baru saja kembali dari tahanan, sementara sang ibu tidak diketahui keberadaannya. Nenek Sumiati yang menderita penyakit gula kini hanya bisa beraktivitas di rumah, sedangkan Kakek Rafael bekerja serabutan sekaligus mengurus pekerjaan rumah. Dua cucu mereka terpaksa putus sekolah karena kendala biaya. Keluarga ini bahkan pernah mengalami kelaparan hingga dua hari bertahan hanya dengan garam dan terasi.
Program ini dirancang untuk berkelanjutan, dengan sasaran penerima manfaat berikutnya yang benar-benar membutuhkan.
“Kami berharap bantuan kecil ini dapat meringankan beban mereka dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih peduli kepada sesama,” ujar Habil, salah satu anggota tim pelaksana kegiatan.
Kontributor: Aditya Ishlahuddin
Editor: Achmad Subakti